IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel
1. Hasil Pengujian Kualitas Margarin dan Mentega
Sampel
|
Warna
|
Tekstur
|
Rasa
|
Aroma
|
Daya Oles
|
Simas
|
Kuning ++
|
Halus +++
|
Asin ++
|
++++
|
++++
|
Blue Band
|
Kuning ++
|
Halus ++
|
Asin
|
++
|
+++
|
Forvita
|
Kuning +++
|
Halus +
|
Asin
|
+++
|
++
|
Palm boom
|
Kuning +
|
Halus
|
Asin
|
+
|
+
|
Mentega Wisman
|
Kuning muda
|
Halus +++++
|
Asin + manis
|
Khas keju
|
+++++
|
V. PEMBAHASAN
Mentega
dan margarine merupakan salah satu dari jenis lemak pangan yang digunakan
sebagai bahan yang dapat memperbaiki karakteristik dari bahan pangan lain.
Mentega dan margarine pada umumnya digunakan sebagai bahan olesan pada roti,
penggorengan maupun pengovenan pada kue. Mentega dan margarine memiliki
karakteristik yang sama yaitu berwarna kuning dan pekat. Pada umumnya margarine
dan mentega berada dalam bentuk lembut dan dibungkus dengan alumunium atau
plastic tahan lemak. Jika ditinjau dari segi jumlah kalorinya, mentega dan
margarine memiliki jumlah kalori yang sama. Namun pada umumnya mentega
mengandung lemak alami dan vitamin seperti A, D, E dan K yang dapat larut dalam
air.
Mentega
terbuat dari lemak hewani dan mempunyai kandungan kolesterol serta lemak jenuh
yang tinggi. Kandungan lemak jenuh yang terlalu tinggi dapat meningkatkan
jumlah total kolesterol terutama kolesterol jahat ( LDL). LDL ( Low Density Lipoprotein ) dapat
menyebabkan penyumbatan pada arteri dan menimbulkan penyakit jantung.
Sedangkan
margarine merupakan salah satu lemak pangan yang terbuat dari lemak nabati dan
cenderung mengandung lemak jenuh lebih sedikit dibandingkan dengan mentega.
Margarine mengandung lemak tak jenuh dalam jumlah yang tinggi dimana lemak tak
jenuh tersebut pada umumnya mengandung omega-3 dan omega-6.
Pada
praktikum kali ini akan dilakukan pengujian mengenai beberpa perbedaan sifat
antara mentega dan margarine dimana karakteristik yang akan diuji adalah warna,
tekstur, aroma, rasa dan daya olesnya. Sampel yang digunakan adalah mentega
bermerk Wisman dan margarine dengan merk Simas, Blueband, Forvita dan Palmboom.
Prosedur
pengujian yang harus dilakukan adalah margarine dan mentega diamati rasa,
warna, tekstur, aroma dan daya olesnya kemudian dibandingkan satu samal lain.
Tabel
1. Hasil Pengujian Kualitas Margarin dan Mentega
Sampel
|
Warna
|
Tekstur
|
Rasa
|
Aroma
|
Daya Oles
|
Simas
|
Kuning ++
|
Halus +++
|
Asin ++
|
++++
|
++++
|
Blue Band
|
Kuning ++
|
Halus ++
|
Asin
|
++
|
+++
|
Forvita
|
Kuning +++
|
Halus +
|
Asin
|
+++
|
++
|
Palm boom
|
Kuning +
|
Halus
|
Asin
|
+
|
+
|
Mentega Wisman
|
Kuning muda
|
Halus +++++
|
Asin + manis
|
Khas keju
|
+++++
|
Berdasarkan
data diatas, didapatkan bahwa warna dari mentega lebih muda dibandingkan dengan
margarine. Hal tersebut dipengaruhi oleh bahan- bahan yang terlibat dalam
pembuatannya. Margarine terbuat dari campuran antara kuning telur, susu skim,
minyak dan garam dapur. Sedangkan mentega terbuat dari campuran susu segar dan
garam. Warna kuning pada margarine diduga berasal dari adanya kuning telur
dalam campuran tersebut. Peran kuning telur dalam margarine yang sebenarnya
adalah sebagai emulsifier bukan pembentuk warna. Namun xantofil pada kuning
telur ikut mempengaruhi pembentukan warna pada margarine. Untuk memperbaiki
penampakan warna, pada umumnya produsen mentega menggunakan bahan tambahan
warna kuning yang bersifat tidak berbahaya.
Dari
segi tekstur, didapatkan bahwa mentega wisman paling halus dibandingkan
margarine. Hal tersebut berkaitan dengan sifat alami dari mentega yaitu lemak
nabati yang mudah lembut pada suhu ruang dan mudah meleleh pada suhu hangat.
Dalam pembuatan margarine, melibatkan proses hidrogenasi yang menyebabkan
tekstur margarine menjadi lebih padat. Proses hidrogenasi pada margarine dapat
menghasilkan lemak trans yang mampu meningkatkan kadar LDL dan menurunkan HDL (
High Density Lipoprotein ). Namun
semakin maju teknologi, para produsen sudah membuat margarine dengan metode
non- hidrogenasi.
Tekstur
pada mentega dan margarine pada umumnya sangat berpengaruh terhadap daya oles
pada bahan pangan lainnya. Dalam pembuatan margarine, minyak yang digunakan
berasal dari minyak nabati berupa minyak sayur cair. Minyak akan berubah
menjadi radikal bebas saat memasuki proses hidrogenasi. Oleh karenanya, banyak
produsen margarine yang mengganti minyak sayur cair dihidrogenasi dengan minyak
sawit. Menurut literature, margarine yang menggunakan minyak sawit lebih mudah
dioleskan dibandingkan margarine dengan minyak sayur cair maupun mentega. Dalam
pembuatan kue, mentega akan memberikan aroma yang sedap namun memiliki daya
emulsi yang buruk ( disebabkan oleh terlalu lembutnya mentega ) sehingga
tekstur kue yang dihasilkan kurang kokoh. Sedangkan margarine, dapat memberikan
tekstur kue yang kokoh namun aroma yang kurang sedap. Oleh karenanya, produsen
kue mengkombinasikan keduanya dengan perbandingan 1:1 untuk menghasilkan kue
dengan karakteristik fisik yang baik.
Perbedaan
daya oles antara jenis margarine satu dengan yang lainnya dapat dijelaskan
melalui daftar komposisi penyusunnya. Pada simas, minyak yang digunakan sudah
berasal dari Palm Oil ( minyak kelapa sawit) sedangkan jenis lainnya
menggunakan minyak nabati cair.
Rasa
dan aroma pada mentega lebih enak dibandingkan dengan margarine. Hal tersebut
mungkin disebabkan adanya susu segar sebagai bahan baku. Susu segar dapat
memberikan karakteristik rasa yang lebih manis dibandingkan margarine.
Sedangkan aroma keju kemungkinan disebabkan dari terdegradasinya aroma susu
segar akibat pengolahan.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa mentega berasal
dari lemak hewani sedangkan margarine merupakan bahan pangan berlemak yang terbuat
dari lemak nabati. Warna margarine lebih kuning dibandingkan dengan mentega.
Namun rasa, aroma dan daya oles dari mentega lebih baik dibandingkan dengan
margarine.
DAFTAR
PUSTAKA
Aifen,
Liena. 2011. Pilih Mentega atau Margarin. Available at : http://www.lienaaifen.com/kesehatan/pilih-mentega-atau-margarin/ ( diakses pada
tanggal 8 November 2011 )
Astawan, M. 2006. Jangan Takut Mengkonsumsi Mentega Dan Margarin.
Available at : http://www.depkes.go.id. ( diakses pada tanggal 8 November 2011 )
Bernasconi. 1995.Teknologi Pangan. Gramedia, Jakarta.
Earle, R.L. 1969.Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan.
PT. Sastra Hudaya,Jakarta.
Gamman, P. M. 1992.Ilmu Pangan Nutrisi Dan Mikrobiologi .
UGM- Press,Yogyakarta.
Marsetyo. 1991. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan Dan
Produktivitas Kerja).Rineka Cipta, Jakarta.
Maxes, P.A. 1984. Ilmu Pangan. Gramedia, Jakarta.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan Dan Gizi . PT. Gramedia
Pustaka Utama,Jakarta.
1 comment:
untuk literaturnya kok ngak diselipin dalam kalimat ya. kayak contonya "Menurut literature, margarine yang menggunakan minyak sawit lebih mudah dioleskan dibandingkan margarine inikan seharusnya dibelakang kalimat kutipan ada sumbernya langsung. kayak di dalam kurungin gitu. jadinya bingun deh ada daftar pustaka tapi ngak ada tanda kutipan dibelakang kalimat yang dr literatur. makasihh sebelumnya
Post a Comment