V.1
HASIL PENGAMATAN
1.
LDPE
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
124.8679
|
152.2099
|
161.3996
|
3
|
124.8691
|
152.3208
|
161.4206
|
4
|
124.8767
|
152.3764
|
161.4424
|
5
|
124.8537
|
152.2809
|
161.4133
|
6
|
124.4575
|
152.4223
|
161.4189
|
7
|
124.8576
|
152.4575
|
161.4223
|
2.
HDPE
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
111.3586
|
137.7913
|
167.5978
|
3
|
111.3750
|
137.9285
|
167.6546
|
4
|
111.3323
|
137.9307
|
167.6216
|
5
|
111.3471
|
137.9802
|
167.6458
|
6
|
111.3779
|
138.0441
|
167.6684
|
7
|
111.3901
|
138.0955
|
167.6905
|
3.
PP
Tipis
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
113.2124
|
145.3932
|
153.3473
|
3
|
113.2314
|
145.4757
|
153.3760
|
4
|
113.1981
|
145.4642
|
153.3419
|
5
|
113.1923
|
145.4701
|
153.3295
|
6
|
113.2149
|
145.5138
|
153.3556
|
7
|
113.2146
|
145.5324
|
153.3544
|
4.
PP
Tebal
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
119.3009
|
148.8609
|
158.6546
|
3
|
119.9379
|
148.9990
|
158.7210
|
4
|
119.3196
|
149.0117
|
158.6987
|
5
|
119.3130
|
149.0312
|
158.6870
|
6
|
119.3180
|
149.0303
|
158.6956
|
7
|
119.3189
|
149.0979
|
158.7016
|
5.
PVC
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
126.8028
|
144.9698
|
152.0279
|
3
|
126.8380
|
145.1548
|
152.0964
|
4
|
126.7913
|
145.1537
|
152.0423
|
5
|
126.8007
|
145.2095
|
152.0415
|
6
|
126.8084
|
145.2517
|
152.0402
|
7
|
126.7976
|
145.2817
|
151.8790
|
SAMPEL
|
KONTROL
|
SILICA GEL
|
GARAM
|
PVC
|
1,534x10-9
|
9,1037x10-8
|
4,39x10-8
|
LDPE
|
-1,82x10-5
|
4,39x 10-4
|
4,01x10-5
|
HDPE
|
1,8525 x 10-4
|
1,9392 x 10-5
|
-4,0645 x 10-6
|
PP TIPIS
|
3,8924x10-6
|
2,4628x10-4
|
1,256x10-5
|
PP TEBAL
|
9,0991 x 10-6
|
1,1980 x 10-4
|
2,375 x 10-5
|
V.2
PEMBAHASAN
Plastic
merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran- lembaran dan
mempunyai ketebalan yang berbeda tiap sisinya. Dalam artian plastic adalah
polimer rantai panjang dimana suatu atomnya saling berikatan satu sama lain.
Rantai- rantai tersebut membentuk unit- unit molekul berulang ( monomer ).
Plastik terbuat dari resin ( alami maupun sintetik). Pada umumnya, plastik
ditambahkan dengan zat aditif nonplastik yang berfungsi sebagai pewarna,
antioksidan, penstabil panas dan penyerap asam.
Berdasarkan
struktur kimianya, plastik terbagi menjadi dua yaitu linier ( monomernya
membentuk rantai polimer yang lurus) dan jaringan tiga dimensi ( monomer
berbentuk 3 dimensi yang diakibatkan polimerisasi berantai). Sedangkan
berdasarkan sifat- sifatnya terhadap perubahan suhu, plastik dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Termoplastik.
Termoplastik adalah plastik yang terbuat dengan dilumatkan lalu dibentuk dengan
bantuan panas secara berulang- ulang. Apabila dipanaskan pada suhu tertentu,
termoplastik akan meleleh dan dapat kembali ke bentuk semula.
2. Termoset.
Termoset merupakan tipe plastik yang dapat dilumatkan dengan bantuan panas.
Apabila dipanaskan pada suhu tertentu, termoset tidak akan meleleh melainkan
berubah bentuk menjadi arang dan tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Ditinjau
dari penggunaannya, plastic dapat digolongkan menjadi dua yaitu plastic
keperluan umum dan plastic untuk bahan konstruksi. Plastic digunakan sebagai
bahan pengemas karena memiliki keuntungan sebagai berikut:
a.
Umumnya kuat namun ringan.
b.
Secara kimia stabil (tidak
bereaksi dengan udara, air, asam, alkali dan berbagai zat kimia lain).
c.
Merupakan isolator listrik yang
baik.
d.
Mudah dibentuk, khusunya
dipanaskan.
e.
Biasanya transparan dan jernih.
f.
Dapat diwarnai.
g.
Fleksibel/plastis.
h.
Dapat dijahit.
Bahan pangan perlu diberikan perlindungan oleh
kemasannya. Kemasan memberikan perlindungan terhadap bahan pangan dari
interaksi antara produk dan kemasan, permeabilitas gas dan cairan serta
menguapnya cairan dan aroma dari bahan pangan. Integritas bahan pangan dalamm
kemasan ditentukan oleh kemampuan kemasan ( bahan dan system kemasan) untuk
menahan kerusakan selama penanganan. Distribusi dan penyimpanan yang baik
selama ditempat penyimpanan sebelum dikonsumsi oleh konsumen.
Agar suatu kemasan dapat berfungsi dengan baik,
maka kemasan harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1.
Harus
dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi.
2.
Harus
dapat melindungi produk dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas dan
penyinaran.
3.
Mudah
untuk dibuka atau ditutup serta mudah ditangani dan mudah dalam pengangkutan
saat distribusi.
4.
Efisien
dan ekonomis.
5.
Harus
mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang
ada.
6.
Dapat
menunjukkan identitas, informasi, dan penampilan produk yang jelas agar dapat
membantu dalam proses promosi atau penjualan.
Kehilangan
atau peningkatan kadar air merupakan salah satu factor yang penting dalam
penentuan masa simpan dari bahan pangan. Kemasan memberikan kondisi mikrolimat
bagi bahan pangan yang dikemasnya. Kondisi tersebut, selain ditentukan oleh
tekanan uap air juga ditentukan oleh gas pada bahan pangan.
Peningkatan
kadar air akan digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh. Semakin banyak kadar
air ( melebihi kadar yang seharusnya ) maka mikroorganisme didalamnya akan
tumbuh tak terkendali. Pertumbuhan tak terkendali dari mikroorganisme akan
menyebabkan kerusakan pada bahan pangan.
Begitu
pula dengan gas. Gas seperti oksigen akan digunakan oleh mikroorganisme aerobic
untuk melakukan respirasi. Gas- gas lain akan menyebabkan perubahan cita rasa
pada bahan pangan. Oleh karenanya, diperlukan kemasan yang mampu menghambat
masuknya air maupun gas dari lingkungan kedalam kemasan.
Pada
praktikum kali ini, akan dilakukan uji permeabilitas uap air dari kemasan
plastic dengan melibatkan bahan- bahan penyerap air ( desikan ) seperti silica
gel dan garam. Pada praktikum ini, sampel plastic yang digunakan adalah PVC,
HDPE, LDPE, PP tipis dan PP tebal. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memasukkan desikan kedalam mangkuk lalu tutup dengan menggunakan kemasan
plastic. Timbang beratnya selama 5 hari. Untuk perbandingan, dibuat kontrolnya
dengan cara menutup mangkuk dengan sampel plastic tanpa diisi dengan desikan.
Setelah
melakukan prosedur tersebut, didapatkan hasil penimbangan sebagai berikut:
1.
HDPE
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
111.3586
|
137.7913
|
167.5978
|
3
|
111.3750
|
137.9285
|
167.6546
|
4
|
111.3323
|
137.9307
|
167.6216
|
5
|
111.3471
|
137.9802
|
167.6458
|
6
|
111.3779
|
138.0441
|
167.6684
|
7
|
111.3901
|
138.0955
|
167.6905
|
Berdasarkan
hasil diatas, didapatkan data bahwa sampel mengalami peningkatan berat setiap
harinya. Terkecuali pada sampel garam, didapatkan bahwa pada hari keempat
mengalami penurunan berat. Hal tersebut menandakan bahwa pada hari ke empat,
uap air atau kadar air pernah keluar dari bahan pangan menuju ke lingkungan.
Semakin
meningkat berat sampel, maka permeabilitasnya semakin tinggi. Hal tersebut
menandakan bahwa plastic HDPE memiliki permeabilitas yang tinggi. Semakin
tinggi permeabilitasnya, maka semakin mudah gas dan uap air untuk masuk
menembus kemasan.
Menurut
literature, HDPE memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan LDPE.
Semakin tinggi nilai densitasnya, maka semakin rendah permeabilitasnya. Dapat
dikatakan bahwa kemampuan HDPE untuk tidak tertembus oleh gas dan uap air lebih
baik dibandingkan dengan LDPE.
2.
PVC
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
126.8028
|
144.9698
|
152.0279
|
3
|
126.8380
|
145.1548
|
152.0964
|
4
|
126.7913
|
145.1537
|
152.0423
|
5
|
126.8007
|
145.2095
|
152.0415
|
6
|
126.8084
|
145.2517
|
152.0402
|
7
|
126.7976
|
145.2817
|
151.8790
|
PVC
merupakan bahan pengemas yang biasa digunakan untuk mengemas mentega, margarine
dan minyak karena memeiliki ketahanan terhadap minyak dan memiliki
permeabilitas yang rendah.
Pada
sampel control, terjadi keanehan pada setiap pengamatannya. Berat sampel akan
menurun setelah mengalami kenaikan berat selama 2 hari. Pada sampel silica gel,
didapatkan hasil bahwa sampel kenaikan berat secara konstan namun tidak pada
hari ke 4 yang mengalami penurunan dari berat sebelumnya. Pada sampel garam,
didapatkan bahwa terjadi penurunan secara konstan kecuali pada hari ketiga yang
mengalami peningkatan berat dari hari sebelumnya. Apabila membandingkan antara
berat silica gel dengan garam, didapatkan bahwa garam merupakan desikan yang
paling baik dalam menyerap air dan gas.
PVC
merupakan plastic tebal yang sangat mudah menyerap air dan melepaskannya
kembali ke lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat pada control dimana tiap 2
hari, sampel mengalamai kenaikan berat lalu dilanjutkan dengan penurunan berat.
Hal tersebut menandakan bahwa air atau gas mudah masuk dan keluar dari kemasan,
sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas plastic PVC sangat tinggi. Apabila
membandingkan permeabilitas antara PVC dan HDPE, didapatkan hasil bahwa
permeabilitas PVC sedikit lebih rendah.
3.
LDPE
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
124.8679
|
152.2099
|
161.3996
|
3
|
124.8691
|
152.3208
|
161.4206
|
4
|
124.8767
|
152.3764
|
161.4424
|
5
|
124.8537
|
152.2809
|
161.4133
|
6
|
124.4575
|
152.4223
|
161.4189
|
7
|
124.8576
|
152.4575
|
161.4223
|
LDPE
merupakan salah satu plastic yang kuat, agak tembus cahaya fleksibel dan
permukaannya sedikit berlemak.
Berdasarkan
hasil diatas, didapatkan bahwa berat sampel mengalami peningkatan setiap
harinya. Hal tersebut menandakan bahwa plastic LDPE memiliki permeabilitas yang
tinggi. Menurut literature, kemasan LDPE memiliki daya proteksi yang baik
terhadap uap air namun tidak untuk gas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kenaikan berat tersebut disebabkan oleh adanya gas- gas seperti oksigen yang
masuk dari lingkungan menembus kemasan.
4.
PP
( Tebal dan Tipis )
a.
PP
Tebal
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
119.3009
|
148.8609
|
158.6546
|
3
|
119.9379
|
148.9990
|
158.7210
|
4
|
119.3196
|
149.0117
|
158.6987
|
5
|
119.3130
|
149.0312
|
158.6870
|
6
|
119.3180
|
149.0303
|
158.6956
|
7
|
119.3189
|
149.0979
|
158.7016
|
b.
PP
Tipis
Waktu
|
Control
|
Silica Gel
|
Garam
|
0
|
113.2124
|
145.3932
|
153.3473
|
3
|
113.2314
|
145.4757
|
153.3760
|
4
|
113.1981
|
145.4642
|
153.3419
|
5
|
113.1923
|
145.4701
|
153.3295
|
6
|
113.2149
|
145.5138
|
153.3556
|
7
|
113.2146
|
145.5324
|
153.3544
|
Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat
penggunaannya juga serupa. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu
tinggi dan cukup mengkilap. Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan
secara thermal naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan
homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur
rendah. Dengan menggunakan katalis Natta- Ziegler polypropilen dapat diperoleh
dari propilen.
Polipropilen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
·
Ringan,
mudah dibentuk, transpasan dan jernih dalam bentuk film. Tetapi dalam bentuk
kemasan kaku maka PP tidak transparan.
·
Kekuatan
terhadap tarikan lebih besar dibandingkan PE.
·
Pada
suhu rendah akan rapuh.
·
Dalam
bentuk murni pada suhu -30°C mudah pecah sehingga perlu ditambahkan PE atau
bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan.
·
Tidak
dapat digunakan untuk kemasan beku.
·
Lebih
kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga dalam penanganan dan distribusi.
·
Permeabilitas
uap air rendah, permeabilitas gas sedang.
·
Tidak
baik untuk mengemas produk yang peka terhadap oksigen.
·
Tahan
terhadap suhu tinggi sampai 150°C, sehingga dapat digunakan untuk mengemas
produk pangan yang memerlukan proses sterilisasi.
·
Tahan
terhadap asam kuat, basa dan minyak.
·
Pada
suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzene, silken, toluene, terpentin asam
nitrat kuat.
Apabila
membandingkan antara literature dan hasil praktikum, maka dapat dinyatakan bahwa
adanya perubahan yang tidak konstan ( kenaikan maupun penurunan berat )
disebabkan adanya gas yang masuk dan keluar dari lingkungan kedalam kemasan.
Selain
menghitung perubahan berat, suatu permebailitas kemasan plastic juga dapat
diketahui dengan cara menghitung nilai b nya dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
B
=
Dengan menggunakan
persamaan, berikut adalah hasil perhitungan b nya:
SAMPEL
|
KONTROL
|
SILICA GEL
|
GARAM
|
PVC
|
1,534x10-9
|
9,1037x10-8
|
4,39x10-8
|
LDPE
|
-1,82x10-5
|
4,39x 10-4
|
4,01x10-5
|
HDPE
|
1,8525 x 10-4
|
1,9392 x 10-5
|
-4,0645 x 10-6
|
PP TIPIS
|
3,8924x10-6
|
2,4628x10-4
|
1,256x10-5
|
PP TEBAL
|
9,0991 x 10-6
|
1,1980 x 10-4
|
2,375 x 10-5
|
Menurut
literature, semakin kecil nilai b nya maka permeabilitasnya akan semakin baik.
Hal tersebut didasarkan pada jumlah gas atau uap air dalam kemasan yang semakin
sedikit sedangkan waktunya mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil diatas,
didapatkan bahwa nilai b PVC paling kecil diantara keempat sampel. Hal tersebut
menandakan bahwa sampel PVC merupakan kemasan berpermeabilitas rendah terhadap
gas atau uap air.
Berdasarkan
nilai b hasil praktikum, didapatkan tingkatan sampel plastic dari permeabilitas
rendah ke permeabilitas tinggi yaitu PVC, PP Tipis, PP Tebal, HDPE lalu
LDPE. Namun apabila membandingkan dengan
literature, plastic PVC merupakn plastic yang paling tidak stabil karena
terpengaruh oleh factor- factor lingkungan.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum diatas, didapatkan kesimpulan bahwa PP memiliki permeabilitas
paling baik dibandingkan sampel plastic lainnya. Sebagian dari plastic memiliki
permeabilitas yang baik terhadap uap air dan jenis lainnya memiliki
permeabilitas yang baik terhadap gas. Kenaikan maupun penurunan berat tiap
harinya, mungkin dikarenakan adanya gas maupun uap air yang masuk dan keluar
dari lingkungan.
Apabila
membandingkan kemampuan kerja silica gel dan garam, didapatkan bahwa kemampuan
garam untuk menyerap uap air dan gas lebih baik dibandingkan dengan silica gel.
Berdasarkan nilai b hasil praktikum, didapatkan tingkatan sampel plastic dari
permeabilitas rendah ke permeabilitas tinggi yaitu PVC, PP Tipis, PP Tebal,
HDPE lalu LDPE.
DAFTAR
PUSTAKA
Buckle, K.A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press : Jakarta
Bachriansyah,
S. 1997.
Identifikasi Plastik. Makalah
Pelatihan Teknologi Pengemasan Industri
Makanan dan Minuman,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan : Bogor.
Bierley, A.W., R.J.
Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic Materials Properties and Aplications.
cations. Chapman and Hall Publishing, New York.
Brody. A.L. 1972. Aseptic Packaging of Foods. Food Technology. Aug. 70-74.
Brydson J.A. 1975. Platic Materials. 3th. Newnes-Butterworths. London
Herudiyanto, Marleen,Ir.,M.S. 2003. Pengemasan.
Program Studi Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pertanian Faperta
UNPAD.
No comments:
Post a Comment