V.1 HASIL PENGAMATAN
1.
NaOH
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0330
|
0.0367
|
11.33
|
PET
|
0.1355
|
0.1433
|
5.756
|
PVC
|
0.0706
|
0.0709
|
0.425
|
LDPE
|
0.0170
|
0.0174
|
2.353
|
HDPE
|
0.0154
|
0.0159
|
3.25
|
2.
Asam
Sitrat
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0365
|
0.0385
|
5.48
|
PET
|
0.1895
|
0.1909
|
0.739
|
PVC
|
0.0733
|
0.0735
|
0.273
|
LDPE
|
0.0175
|
0.0175
|
-
|
HDPE
|
0.0147
|
0.0144
|
2.04
|
3.
Minyak
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0324
|
0.0357
|
10.59
|
PET
|
0.1758
|
0.1782
|
1.365
|
PVC
|
0.0718
|
0.0775
|
7.94
|
LDPE
|
0.0203
|
0.0219
|
7.88
|
HDPE
|
0.0140
|
0.0136
|
6.33
|
4.
Sabun
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0316
|
0.0328
|
3.797
|
PET
|
0.1548
|
0.1909
|
-
|
PVC
|
0.0662
|
0.0666
|
0.6
|
LDPE
|
0.0205
|
0.0206
|
0.488
|
HDPE
|
0.0140
|
0.0136
|
2.86
|
V.2 PEMBAHASAN
Plastic
merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran- lembaran dan
mempunyai ketebalan yang berbeda tiap sisinya. Dalam artian plastic adalah
polimer rantai panjang dimana suatu atomnya saling berikatan satu sama lain.
Rantai- rantai tersebut membentuk unit- unit molekul berulang ( monomer ).
Plastik terbuat dari resin ( alami maupun sintetik). Pada umumnya, plastik
ditambahkan dengan zat aditif nonplastik yang berfungsi sebagai pewarna,
antioksidan, penstabil panas dan penyerap asam.
Berdasarkan
struktur kimianya, plastik terbagi menjadi dua yaitu linier ( monomernya
membentuk rantai polimer yang lurus) dan jaringan tiga dimensi ( monomer
berbentuk 3 dimensi yang diakibatkan polimerisasi berantai). Sedangkan
berdasarkan sifat- sifatnya terhadap perubahan suhu, plastik dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Termoplastik.
Termoplastik adalah plastik yang terbuat dengan dilumatkan lalu dibentuk dengan
bantuan panas secara berulang- ulang. Apabila dipanaskan pada suhu tertentu,
termoplastik akan meleleh dan dapat kembali ke bentuk semula.
2. Termoset.
Termoset merupakan tipe plastik yang dapat dilumatkan dengan bantuan panas.
Apabila dipanaskan pada suhu tertentu, termoset tidak akan meleleh melainkan
berubah bentuk menjadi arang dan tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Pada
umumnya, plastic memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
1. Memiliki
sifat tembus pandang. Hal tersebut mempermudah konsumen untuk melihat produk
yang dikemas didalamnya.
2. Stifiness
atau sifat kekakuan. Plastic memiliki sifat kekakuan yang tahan dalam benturan.
Semakin kaku suatu plastic, maka ketahanannya akan semakin tinggi. Selain itu,
kekakuan juga mempermudah produsen atau distributor untuk menyusunnya.
3. Permeabilitas
terhadap gas. Permeabilitas adalah kemampuan bagi plastic untuk menahan gas-
gas agar tidak masuk menembus kedalam bahan pangan dan menimbulkan kerusakan.
Semakin rendah permeabilitas suatu plastic, maka ketahanannya dalam menlindungi
produk dari gas semakin baik.
4. Mar Resistance
atau Ketahanan terhadap segala bentuk benturan.
5. Warpage
atau dapat dilengkukan maupun dibelokkan dimana sifat tersebut berhubungan
dengan sifat mengkerut dalam cetakan.
6. Impact Strength
atau ketahanan plastic terhadap benturan.
7. Tear Strength
atau ketahanan plastic terhadap sobekan.
Kualitas
bahan pangan setelah masa panen, dipengaruhi oleh peran kemasannya. Oleh
karenanya perlu diketahui sifat fisik dan kimia dari suatu pengemas. Pengujian
terhadap sifat fisik adalah pengujian kemampuan atau ketahanan suatu pengemas
terhadap benturan, kekakuan, keelastisan, sifat “ impact strength” ( ketahanan terhadap benturan) dan sifat “ tear strength” ( ketahanan terhadap
sobekan).
Sedangkan
pengujian terhadap sifat kimia adalah pengujian kemampuan atau ketahanan suatu
pengemas terhadap bahan- bahan kimia yang bersifat basa, asam maupun asam
dimana bahan- bahan kimia tersebut berasal dari produk maupun dari lingkungan
luar.
Pada
praktikum kali ini, akan dilakukan pengujian terhadap sifat kimia dan ekstraksi
bahan pengemas plastic. Bahan pengemas plastic yang digunakan adalah LDPE,
HDPE, PE, PP dan PVC sedangkan pelarut kimia yang digunakan adalah asam sitrat,
NaOH, minyak dan sabun. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memotong
kemasan dengan ukuran 1 x 6 cm sebanyak 4 buah dari masing- masing jenis
plastic. Setelah itu, timbang kemasan lalu rendam kemasan kedalam test tube
yang telah berisi pelarut selama 1 hari ( tiap satu jenis sampel harus
dimasukkan kedalam satu pelarut ).
Setelah
sampel direndam, keluarkan sampel dari test tube kemudian dibilas dengan
menggunakan air ( untuk sampel yang direndam kedalam minyak, dibilas dengan
menggunakan alcohol).
Setelah
melakukan prosedur diatas, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1. NaOH
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0330
|
0.0367
|
11.33
|
PET
|
0.1355
|
0.1433
|
5.756
|
PVC
|
0.0706
|
0.0709
|
0.425
|
LDPE
|
0.0170
|
0.0174
|
2.353
|
HDPE
|
0.0154
|
0.0159
|
3.25
|
2. Asam
Sitrat
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0365
|
0.0385
|
5.48
|
PET
|
0.1895
|
0.1909
|
0.739
|
PVC
|
0.0733
|
0.0735
|
0.273
|
LDPE
|
0.0175
|
0.0175
|
-
|
HDPE
|
0.0147
|
0.0144
|
2.04
|
3. Minyak
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0324
|
0.0357
|
10.59
|
PET
|
0.1758
|
0.1782
|
1.365
|
PVC
|
0.0718
|
0.0775
|
7.94
|
LDPE
|
0.0203
|
0.0219
|
7.88
|
HDPE
|
0.0140
|
0.0136
|
6.33
|
4. Sabun
Sampel
|
Berat
|
Perubahan ( %
)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
PP
|
0.0316
|
0.0328
|
3.797
|
PET
|
0.1548
|
0.1909
|
-
|
PVC
|
0.0662
|
0.0666
|
0.6
|
LDPE
|
0.0205
|
0.0206
|
0.488
|
HDPE
|
0.0140
|
0.0136
|
2.86
|
Berdasarkan
data diatas, didapatkan hasil bahwa plastic mengalami perubahan pada kilap,
berat dan warna. Namun ada pula beberapa jenis plastic yang tidak mengalami
perubahan berat seperti pada sampel plastic PET yang direndam didalam sabun dan
LDPE yang direndam didalam asam sitrat. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak
adanya reaksi antara sampel plastic dengan larutan.
Pada
umumnya, plastic mengalami peningkatan berat seperti pada sampel plastic PP (
NaOH dan Minyak) yang beratnya meningkat drastis. Kenaikan tersebut disebabkan
adanya larutan yang terserap oleh plastic. Hal tersebut dapat menandakan bahwa
plastic PP sangat baik untuk mengemas bahan pangan yang berminyak karena dapat
mengurangi kandungan minyak yang berlebihan. Seperti yang kita ketahui,
kelebihan minyak pada bahan pangan akan mengakibatkan kerusakan seperti
timbulnya bau tengik. Setiap sampel yang menyerap suatu larutan, berarti dapat
membantu perpenjangan umur simpan dari bahan pangan terhadap pelarut tersebut.
Namun pada sampel plastic HDPE, hal yang
terjadi justru berat plastik menurun. Penurunan tersebut disebabkan oleh
beberapa berat dari kemasan terserap kedalam pelarut.
Plastic
PVC merupakan plastic yang memiliki tekstur tebal, kaku, bening dan
permukaannya halus. Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama
dengan pelarut yang berbeda, dapat dinyatakan bahwa palstik PVC mampu menyerap
minyak lebih baik dibandingkan menyerap pelarut yang lainnya. Oleh karenanya,
plastic PVC baik digunakan untuk mengemas bahan pangan yang berminyak. Selain
PVC, plastic yang baik digunakan untuk mengemas bahan pangan berminyak adalah
LDPE ( pada umumnya digunakan untuk mengemas gorengan ).
Plastic
HDPE merupakan plastic yang memiliki tekstur keras, sangat lentur, buram dan
permuakaannya halus. Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang
sama namun dengan pelarut yang berbeda, didapatkan bahwa plastic HDPE lebih
baik dalam menyerap NaOH. Dalam artian, HDPE mampu melindungi produk dari
kerusakan akibat pengaruh basa ( NaOH).
Plastic
PET merupakan plastic yang memiliki tekstur keras, kaku, permukaannya
bergelombang dan bening. Apabila
membandingkan persentase perubahan sampel yang sama namun dengan pelarut yang
berbeda, didapatkan bahwa plastic PET lebih baik dalam menyerap NaOH. Dalam
artian, PET mampu melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh basa (
NaOH). Selain plastic PET dan HDPE, plastik PP juga mampu melindungi bahan
pangan dari kerusakan akibat bahan kimia yang bersifat basa.
Selain
mengalami perubahan berat, plastic juga mengalami perubahan kebeningan dan
kilap. Pada sampel yang direndam kedalam minyak menunjukkan adanya peningkatan
kilap namun mengalami penurunan kebeningan.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum diatas, didapatkan beberapa kesimpulan bahwa pada pengujian
sifat kimia dan ekstraksi bahan pengemas sampel mengalami perubahan terhadap
berat, kebeningan dan kilap. Jenis plastic PVC dan LDPE dapat melindungi bahan
pangan dari kerusakan akibat minyak lebih baik dibandingkan dengan pelarut
asam, basa maupun sabun. Sedangkan jenis plastic HDPE, PET dan PP mampu
melindungi bahan pangan dari kerusakan akibat bahan kimia basa lebih baik
dibandingkan bahan kimia asam, sabun dan minyak.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,
K.A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press : Jakarta
Bachriansyah, S.
1997. Identifikasi Plastik. Makalah Pelatihan Teknologi Pengemasan
Industri Makanan dan
Minuman, Departemen Perindustrian
dan Perdagangan : Bogor.
Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic
Materials Properties and Aplications. cations. Chapman and Hall Publishing, New
York.
Brody. A.L.
1972. Aseptic Packaging of Foods. Food Technology. Aug. 70-74.
Brydson J.A.
1975. Platic Materials. 3th. Newnes-Butterworths. London
Herudiyanto, Marleen,Ir.,M.S. 2003. Pengemasan.
Program Studi Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pertanian Faperta
UNPAD.
.
No comments:
Post a Comment