Pages


3.25.2012

Laporan Pengemasan Sifat Kimia dan Ekstraksi Bahan Pangan


V.1  HASIL PENGAMATAN
1.      NaOH
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0330
0.0367
11.33
PET
0.1355
0.1433
5.756
PVC
0.0706
0.0709
0.425
LDPE
0.0170
0.0174
2.353
HDPE
0.0154
0.0159
3.25

2.      Asam Sitrat
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0365
0.0385
5.48
PET
0.1895
0.1909
0.739
PVC
0.0733
0.0735
0.273
LDPE
0.0175
0.0175
-
HDPE
0.0147
0.0144
2.04

3.      Minyak
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0324
0.0357
10.59
PET
0.1758
0.1782
1.365
PVC
0.0718
0.0775
7.94
LDPE
0.0203
0.0219
7.88
HDPE
0.0140
0.0136
6.33




4.      Sabun
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0316
0.0328
3.797
PET
0.1548
0.1909
-
PVC
0.0662
0.0666
0.6
LDPE
0.0205
0.0206
0.488
HDPE
0.0140
0.0136
2.86




V.2  PEMBAHASAN
Plastic merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran- lembaran dan mempunyai ketebalan yang berbeda tiap sisinya. Dalam artian plastic adalah polimer rantai panjang dimana suatu atomnya saling berikatan satu sama lain. Rantai- rantai tersebut membentuk unit- unit molekul berulang ( monomer ). Plastik terbuat dari resin ( alami maupun sintetik). Pada umumnya, plastik ditambahkan dengan zat aditif nonplastik yang berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penstabil panas dan penyerap asam.
Berdasarkan struktur kimianya, plastik terbagi menjadi dua yaitu linier ( monomernya membentuk rantai polimer yang lurus) dan jaringan tiga dimensi ( monomer berbentuk 3 dimensi yang diakibatkan polimerisasi berantai). Sedangkan berdasarkan sifat- sifatnya terhadap perubahan suhu, plastik dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Termoplastik. Termoplastik adalah plastik yang terbuat dengan dilumatkan lalu dibentuk dengan bantuan panas secara berulang- ulang. Apabila dipanaskan pada suhu tertentu, termoplastik akan meleleh dan dapat kembali ke bentuk semula.
2.      Termoset. Termoset merupakan tipe plastik yang dapat dilumatkan dengan bantuan panas. Apabila dipanaskan pada suhu tertentu, termoset tidak akan meleleh melainkan berubah bentuk menjadi arang dan tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Pada umumnya, plastic memiliki beberapa sifat sebagai berikut:
1.      Memiliki sifat tembus pandang. Hal tersebut mempermudah konsumen untuk melihat produk yang dikemas didalamnya.
2.      Stifiness atau sifat kekakuan. Plastic memiliki sifat kekakuan yang tahan dalam benturan. Semakin kaku suatu plastic, maka ketahanannya akan semakin tinggi. Selain itu, kekakuan juga mempermudah produsen atau distributor untuk menyusunnya.
3.      Permeabilitas terhadap gas. Permeabilitas adalah kemampuan bagi plastic untuk menahan gas- gas agar tidak masuk menembus kedalam bahan pangan dan menimbulkan kerusakan. Semakin rendah permeabilitas suatu plastic, maka ketahanannya dalam menlindungi produk dari gas semakin baik.
4.      Mar Resistance atau Ketahanan terhadap segala bentuk benturan.
5.      Warpage atau dapat dilengkukan maupun dibelokkan dimana sifat tersebut berhubungan dengan sifat mengkerut dalam cetakan.
6.      Impact Strength atau ketahanan plastic terhadap benturan.
7.      Tear Strength atau ketahanan plastic terhadap sobekan.
Kualitas bahan pangan setelah masa panen, dipengaruhi oleh peran kemasannya. Oleh karenanya perlu diketahui sifat fisik dan kimia dari suatu pengemas. Pengujian terhadap sifat fisik adalah pengujian kemampuan atau ketahanan suatu pengemas terhadap benturan, kekakuan, keelastisan, sifat “ impact strength” ( ketahanan terhadap benturan) dan sifat “ tear strength” ( ketahanan terhadap sobekan).
Sedangkan pengujian terhadap sifat kimia adalah pengujian kemampuan atau ketahanan suatu pengemas terhadap bahan- bahan kimia yang bersifat basa, asam maupun asam dimana bahan- bahan kimia tersebut berasal dari produk maupun dari lingkungan luar.
Pada praktikum kali ini, akan dilakukan pengujian terhadap sifat kimia dan ekstraksi bahan pengemas plastic. Bahan pengemas plastic yang digunakan adalah LDPE, HDPE, PE, PP dan PVC sedangkan pelarut kimia yang digunakan adalah asam sitrat, NaOH, minyak dan sabun. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memotong kemasan dengan ukuran 1 x 6 cm sebanyak 4 buah dari masing- masing jenis plastic. Setelah itu, timbang kemasan lalu rendam kemasan kedalam test tube yang telah berisi pelarut selama 1 hari ( tiap satu jenis sampel harus dimasukkan kedalam satu pelarut ).  
Setelah sampel direndam, keluarkan sampel dari test tube kemudian dibilas dengan menggunakan air ( untuk sampel yang direndam kedalam minyak, dibilas dengan menggunakan alcohol).
Setelah melakukan prosedur diatas, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
1.      NaOH
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0330
0.0367
11.33
PET
0.1355
0.1433
5.756
PVC
0.0706
0.0709
0.425
LDPE
0.0170
0.0174
2.353
HDPE
0.0154
0.0159
3.25

2.      Asam Sitrat
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0365
0.0385
5.48
PET
0.1895
0.1909
0.739
PVC
0.0733
0.0735
0.273
LDPE
0.0175
0.0175
-
HDPE
0.0147
0.0144
2.04

3.      Minyak
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0324
0.0357
10.59
PET
0.1758
0.1782
1.365
PVC
0.0718
0.0775
7.94
LDPE
0.0203
0.0219
7.88
HDPE
0.0140
0.0136
6.33

4.      Sabun
Sampel
Berat
Perubahan ( % )
Sebelum
Sesudah
PP
0.0316
0.0328
3.797
PET
0.1548
0.1909
-
PVC
0.0662
0.0666
0.6
LDPE
0.0205
0.0206
0.488
HDPE
0.0140
0.0136
2.86

Berdasarkan data diatas, didapatkan hasil bahwa plastic mengalami perubahan pada kilap, berat dan warna. Namun ada pula beberapa jenis plastic yang tidak mengalami perubahan berat seperti pada sampel plastic PET yang direndam didalam sabun dan LDPE yang direndam didalam asam sitrat. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya reaksi antara sampel plastic dengan larutan.
Pada umumnya, plastic mengalami peningkatan berat seperti pada sampel plastic PP ( NaOH dan Minyak) yang beratnya meningkat drastis. Kenaikan tersebut disebabkan adanya larutan yang terserap oleh plastic. Hal tersebut dapat menandakan bahwa plastic PP sangat baik untuk mengemas bahan pangan yang berminyak karena dapat mengurangi kandungan minyak yang berlebihan. Seperti yang kita ketahui, kelebihan minyak pada bahan pangan akan mengakibatkan kerusakan seperti timbulnya bau tengik. Setiap sampel yang menyerap suatu larutan, berarti dapat membantu perpenjangan umur simpan dari bahan pangan terhadap pelarut tersebut.
 Namun pada sampel plastic HDPE, hal yang terjadi justru berat plastik menurun. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa berat dari kemasan terserap kedalam pelarut.
Plastic PVC merupakan plastic yang memiliki tekstur tebal, kaku, bening dan permukaannya halus. Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama dengan pelarut yang berbeda, dapat dinyatakan bahwa palstik PVC mampu menyerap minyak lebih baik dibandingkan menyerap pelarut yang lainnya. Oleh karenanya, plastic PVC baik digunakan untuk mengemas bahan pangan yang berminyak. Selain PVC, plastic yang baik digunakan untuk mengemas bahan pangan berminyak adalah LDPE ( pada umumnya digunakan untuk mengemas gorengan ).
Plastic HDPE merupakan plastic yang memiliki tekstur keras, sangat lentur, buram dan permuakaannya halus. Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama namun dengan pelarut yang berbeda, didapatkan bahwa plastic HDPE lebih baik dalam menyerap NaOH. Dalam artian, HDPE mampu melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh basa ( NaOH).
Plastic PET merupakan plastic yang memiliki tekstur keras, kaku, permukaannya bergelombang dan bening.  Apabila membandingkan persentase perubahan sampel yang sama namun dengan pelarut yang berbeda, didapatkan bahwa plastic PET lebih baik dalam menyerap NaOH. Dalam artian, PET mampu melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh basa ( NaOH). Selain plastic PET dan HDPE, plastik PP juga mampu melindungi bahan pangan dari kerusakan akibat bahan kimia yang bersifat basa.
Selain mengalami perubahan berat, plastic juga mengalami perubahan kebeningan dan kilap. Pada sampel yang direndam kedalam minyak menunjukkan adanya peningkatan kilap namun mengalami penurunan kebeningan.



VI.  KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum diatas, didapatkan beberapa kesimpulan bahwa pada pengujian sifat kimia dan ekstraksi bahan pengemas sampel mengalami perubahan terhadap berat, kebeningan dan kilap. Jenis plastic PVC dan LDPE dapat melindungi bahan pangan dari kerusakan akibat minyak lebih baik dibandingkan dengan pelarut asam, basa maupun sabun. Sedangkan jenis plastic HDPE, PET dan PP mampu melindungi bahan pangan dari kerusakan akibat bahan kimia basa lebih baik dibandingkan bahan kimia asam, sabun dan minyak.



DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press : Jakarta

Bachriansyah, S.  1997.  Identifikasi Plastik.  Makalah Pelatihan Teknologi Pengemasan Industri  Makanan  dan  Minuman,  Departemen Perindustrian dan Perdagangan : Bogor.

Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic Materials Properties and Aplications. cations. Chapman and Hall Publishing, New York.

Brody. A.L. 1972. Aseptic Packaging of Foods. Food Technology. Aug. 70-74.

Brydson J.A. 1975. Platic Materials. 3th. Newnes-Butterworths. London

Herudiyanto, Marleen,Ir.,M.S. 2003. Pengemasan. Program Studi Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pertanian Faperta UNPAD.

.    






No comments: