V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Analitik
pangan adalah suatu studi atau ilmu yang mempelajari beberapa cara
mengidentifikasikan kadar dari beberapa komponen- komponen dalam bahan pangan.
Pada dasarnya, percobaan analitik pangan sangat memerlukan beberapa peralatan
laboratorium dalam prosesnya. Berikut adalah beberapa macam alat- alat
laboratorium yang biasa digunakan dalam praktikum analitik pangan:
A.
Labu
ukur
Labu
ukur adalah sebuah perangkat laboratorium yang memiliki kapasitas antara 5 ml
hingga 5 L. Terdapat dua macam labu ukur yang biasa digunakan yaitu labu ukur
bening dan labu ukur buram. Labu ukur buram biasanya digunakan untuk
menghomogenkan larutan yang mengandung unsur atau senyawa mudah teroksidasi
seperti Iodin.
a) Fungsi
: Biasanya labu ukur digunakan untuk membuat suatu larutan sekunder atau
menghomogenkan suatu larutan.
b) Cara
perawatan : dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan
beberapa zat dalam labu ukur.
c) Contoh
Cara Penggunaan :
1. Zat
terlarut ditimbang teliti kedalam labu ukur.
2. Ditambahkan
air suling ( akuades ).
3. Larutkan
kedua zat tersebut dengan cara menggoyangkan labu ukur.
4. Tambahkan
air atau akuades hingga batas ukur lalu tutup labu ukur dengan sumbat labu.
5. Kocok
lagi sebanyak 30x untuk membut larutan yang homogen.
( Labu Ukur Bening )
( Labu Ukur Buram )
B. Corong
Corong
kimia memiliki berbagai macam ragam bentuk, jenis dan warna sesuai dengan
fungsinya. Contoh dari macam- macam corong adalah corong gelas, corong pemisah
dan corong Buchner.
1) Corong
Pemisah.
Corong
pemisah atau corong pisah adalah perangkat laboratorium yang digunakan dalam
ekstraksi cair untuk memisahkan komponen- kompone dalam suatu campuran antara
dua fase pelarut yang berbeda. Corong pisah berbentuk kerucut yang ditutupi
setengah bola dan mempunyai penyumbat dibagian atas serta keran dibagian bawah.
Pada umumnya, corong pemisah terbuat dari kaca borosilikat dan bagian kerannya
terbuat dari kaca maupun teflon.
2) Corong
Gelas ( Funnel Conical )
Corong
gelas adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk membantu
praktikan saat memasukkan cairan kedalam suatu wadah bermulut sempit seperti
botol, labu ukur, dan buret. Selain itu, corong gelas digunakan sebagai wadah
kertas saring untuk penyaringan metode gravimetric. Sebelum digunakan, corong
gelas sebaiknya dibilas dengan menggunakan air agar tidak adanya kotoran-
kotoran maupun zat- zat kimia tersisa yang ikut tercampur.
3)
Corong Buchner
Corong
Buchner adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan dalam penyaringan
vakum maupun filtrasi ( memisahkan endapan dari suatu campuran larutan yang
tidak larut ). Prinsip kerja dari corong Buchner adalah menyedot udara di ruang
corong agar air dapat menetes dan menurun sedangkan serbuk zat yang tidak larut
tetap didalam corongnya. Pada umumnya, corong Buchner terbuat dari porselen,
kaca maupun plastic.
-
Contoh cara penggunaan : bahan penyaring
diletakkan diatas corong lalu dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran
pada awal penyaringan. Selanjutnya cairan yang akan disaring ditumpahkan
kedalam corong dan dihisap kedalam labu dari dasar corong yang berpori dengan
menggunakan pipa vakum.
C. Erlenmeyer
Erlenmeyer
adalah suatu perangkat laboratorium berupa gelas yang diameter mulutnya lebih
kecil dibandingkan bagian badannya ( skala dinding ). Erlenmeyer biasanya
berukuran 10 ml hingga 2 L. Pada umumnya, Erlenmeyer digunakan sebagai wadah
menyimpan dan memanaskan larutan. Selain itu, Erlenmeyer juga digunakan untuk
menampung filtrat hasil penyaringan serta penampung titran pada proses titrasi.
Selain
itu, Erlenmeyer juga memiliki ragam yang khusus digunakan dalam proses
pemanasan bahan seperti Erlenmeyer Flask. Erlenmeyer Flask digunakan dalam
pemanasan bahan ( cairan ) dengan menggunakan Pembakar Bunsen. Erlenmeyer Flask
biasanya diletakkan pada sebuah cincin klem yang lalu diantaranya diletakkan
kawat atau tatakan untuk mencegah tersentuhnya Erlenmeyer oleh api secara
langsung. Perbedaan antara Erlenmeyer dengan Erlenmeyer Flask adalah pada kelengkapan
Erlenmeyer Flask yang disertai dengan penutup.
D.
Labu
Didih ( Boilling Flask )
Labu
didih adalah perangkat laboratorium seperti labu yang memiliki jenis leher
single neck, double neck dan triple neck. Pada umumnya labu didih berdasar
bundar dan berukuran 250 ml hingga 2000 ml. Karena labu didih terbuat dari kaca
yang tahan panas pada suhu 1200 – 3000 C, maka labu didih
sering digunakan untuk memanaskan larutan. Selain unutk memanaskan larutan,
labu didih juga dapat digunakan untuk menyimpan larutan. Labu didih juga sering
disebut sebagai labu lemak karena sering digunakan pada pemanasan bahan
berlemak. Agar tidak terjatuh, pada umumnya labu didih diletakkan atau
dihubungkan dengan penampung destilat. Pada pemeriksaan kadar air, labu didih
sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu.
E. Pipet
Pipet
merupakan salah satu perangkat laboratorium yang memiliki fungsi beragam
seperti pipet volum, pipet tetes dan pipet ukur. Pada pipet volume dan pipet ukur digunakan
alat bantu berupa bulb pipet dalam mengambil maupun meneteskan larutan dari
wadahnya.
1. Pipet
Ukur
Pipet
ukur adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengambil larutan
dimana volumenya sudah ditentukan. Perbedaan antara pipet ukur dengan jenis
pipet lainnya adalah pada pipet ukur terdapat skala angka yang menunjukkan
volume untuk mempermudah dalam pengambilan volume larutan sesuai dengan yang
diinginkan. Pada praktikum analitik pangan, pipet ukur yang sering digunakan
berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
2. Pipet
Volume
Perbedaan
antara pipet volume dengan jenis pipet lainnya terletak pada bentuk fisiknya.
Pada pipet volume terdapat bagian yang menggembung dibagian tengah pipet dimana
bagian tersebut tertera skala volumenya. Pipet volume adalah suatu perangkat
laboratorium yang digunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang sesuai
dengan skala ( tertera pada bagian tengah pipet yang menggembung ).
3. Pipet
Tetes
Pipet
tetes adalah suatu perangkat laboratorium berbentuk seperti pipa dengan bagian
bawahnya yang runcing serta bagian atasnya yang ditutupi oleh karet. Pada
umumnya, pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan dalam skala kecil.
F.
Gelas
Ukur
Gelas
ukur adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti gelas kimia
namun dalam diameter yang lebih kecil dan berbadan lebih panjang dengan skala
disepanjang dindingnya. Selain itu, cirri khas dari gelas ukur adalah adanya
penyangga yang terletak dibagian paling bawah. Pada umumnya, gelas ukur
berukuran 10 ml hingga 2 L dan sering digunakan untuk mengukur volume larutan
yang tidak memerlukan ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu. Syarat larutan
atau pelarut yang akan diukur dengan menggunakan gelas ukur adalah tidak boleh
berada alam kondisi panas.
G.
Gelas
Kimia ( Beaker Glass )
Gelas
kimia adalah suatu perangkat laboratorium yang terbuat dari kaca borosilikat (
tahan panas ) atau PTPE ( untuk bahan kimia yang korosif ) berdiameter besar
dengan skala sepanjang dindingnya. Pada umumnya gelas kimia berukuran 50 ml,
100 ml dan 2 L. Gelas kimia biasanya digunakan untuk mengukur volume larutan
yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Selain itu, gelas kimia juga
dapat digunakan sebagai wadah penampung zat kimia, pemanasan cairan serta media
dalam pemanasan cairan.
H. Buret ( Burette )
Buret
adalah suatu perangkat laboratorium yang berbadan panjang dengan skala
disekitarnya dan memiliki kran pada bagian bawahnya. Pada umumnya, buret
digunakan dalam proses titrasi. Cara menggunakannya, zat titran dimasukkan
kedalam bureta lalu buret disanggah dengan penjepit buret. Zat titran
dikeluarkan sedikit demi sedikit dengan memutar kran dibagian bawahnya.
Berdasarkan
jenis zat titrannya, buret tersedia dalam dua jenis. Yaitu buret bening dan
buret buram. Buret bening digunakan untuk zat titran yang tidak mudah
teroksidasi, sedangkan buret buram digunakan untuk zat titran yang mudah
teroksidasi. Pada penggunaan buret buram setelah zat titran dimasukkan, buret
sebaiknya langsung ditutup dengan menggunakan alumunium foil. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya oksidasi zat.
I.
Gelas
Arloji
Gelas
arloji adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk lempenan berupa
lingkaran cekung kearah atas. Pada umumnya gelas arloji digunakna sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan bahan. Selain itu, gelas arloji juga
digunakan sebagai wadah saat menimbang bahan kimia dan wadah untuk mengeringkan
padatan dalam desikator.
J. Labu Kjeldahl
Labu
Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti labu ukur
namun bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna sehingga labu Kjeldahl tidak
dapat berdiri dengan sendirinya. Oleh karena itu, beaker glass sering digunakan
sebagai penyanggah labu Kjeldahl.
Labu
Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau analisa protein
dengan menggunakan metode Kjeldahl. Pada analisa protein ( destruksi ), sampel
yang akan diuji dimasukkan kedalam labu Kjeldahl secukupnya. Kemudian tambahkan
dengan pelarut ( pada umumnya Kalium Sulfat atau Asam Sulfat) lalu dipanaskan
hingga mendidih dan berhenti berasap. Dinginkan, lalu hubungkan dengan alat
destilasi.
K. Kondensor
Kondensor
adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengkondensasikan uap
menjadi air. Kondensor memiliki beragam bentuk diantaranya adalah kondensor
lurus ( Liebig ), Graham, Spiral ( dimrot) dan bulat ( Allihn).
Kondensor
lurus ( Liebig) adalah suatu kondensor yang sering digunakan dalam penentuan
kadar air. Kondensor lurus memiliki bentuk seperti tabung berbadan panjang
dengan dua celah corong ( seperti bagian bawah corong namun berukuran lebih
kecil dan lebih pendek) disisi yang berbeda. Adapula kondensor khusus protein (
kondensor spiral ) yang nantinya akan disambungkan dengan labu Kjeldahl.
Kondensor protein biasanya digunakan dalam destruksi protein.
L. Krustang ( Crucibles Tongs )
Krustang
adalah suatu perangkat laboratorium yang terbuat dari logam berbentuk seperti
alat penjepit berukuran besar. Pada umumnya, krustang digunakan untuk menjepit botol timbang dan gelas arloji
saat menimbang. Selain itu, krustang juga berfungsi sebagai alat bantu dalam
memindahkan botol timbang dari oven ke eksikator atau peralatan yang sudah
disterilisasi dan masih berada dalam kondisi panas ( dalam percobaan
mikrobiologi).
M. Spatula
Spatula
adalah suatu perangkat berbentuk seperti sendok namun berukuran lebih kecil dan
batang pegangannya pun berbentuk batangan kecil dan tipis. Pada umumnya,
spatula digunakan untuk memindahkan atau mengambil zat kimia berbentuk padatan.
Selain itu, spatula juga berfungsi dalam membantu memindahkan padatan pada
proses penimbangan.
N. Klem dan Statif
Klem
dan statif adalah suatu perangkat laboratorium yang terbuat dari logam dimana pada
klem kesetiap ujungnya terdapat karet sedangkan pada statif berupa batang
penyangga. Karet tersebut merupakan penahan buret ataupun peralatan lain agar
tidak mudah terlepas. Pada umumnya, klem dan statif berfungsi sebagai penjepit
buret dalam proses titrasi, penjepit soxhlet dalam penentuan kadar lemak,
penjepit destilator dalam penentuan kadar air ( secara distilasi ) dan penjepit
kondensor dalam proses pemanasan dengan pendingin balik.
O.
Cawan
Porselen
Cawan
porselen adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti cangkir
arak kecil yang terbuat dari porselen. Pada umumnya, cawan porselen digunakan
sebagai wadah untuk bahan berupa padatan dalam skala kecil.
P. Mortar dan Stampler
Mortar
dan Stampler ( Pestle ) adalah perangkat laboratorium yang terbuat dari
porselen maupun batu granit yang sudah dihaluskan namun dengan prinsip
penggunaan seperti alu dan lumpang. Mortar dan Stampler berfungsi untuk
menghaluskan zat kimia atau bahan sampel berbentuk padatan dimana mortar
merupakan wadah untuk penumbuk sedangkan stampler merupakan alat yang digunakan
untuk menumbuk. Selain sebagai penghalus zat kimia padat, mortar dan stampler
juga berfungsi sebagai pencampur zat kimia.
Q. Desikator
Desikator
adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti panci dan terbuat
dari kaca. Desikator terdiri dari sebuah wadah panci, penutup dan saringan.
Berdasarkan jenisnya, desikator terbagi menjadi dua jenis yaitu desikator biasa
dan desikator vakum. Desikator vakum memiliki katup pada penutupnya yang dapat
dibuka maupun ditutup lalu dihubungkan ke pompa dengan menggunakan selang.
Pada
umumnya desikator digunakan untuk pengujian kadar air, tempat penyimpanan bahan
atau zat kimia bebas air serta tempat pengering padatan. Cara penggunaannya
adalah sebagai berikut:
1. Masukkan
bahan pengering ( bahan yang mampu menyerap uap air ) kedalam desikator.
2. Pasang
saringan diatas bahan pengering.
3. Letakkan
sampel kedalam desikator ( diatas saringan ).
4. Olesi
Vaseline pada seluruh bibir desikator beserta penutupnya. Pengolesan Vaseline
bertujuan agar desikator tidak dapat terbuka pada kondisi dingin.
5. Apabila
sampel masih berada dalam kondisi suhu tinggi, sebaiknya desikator jangan
ditutup terlebih dahulu. hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya uap- uap
air yang berlebihan.
6. Apabila
sampel ingin diamati, cara mengambilnya adalah dengan menggeser penutup
desikator.
R. Soxhlet
Soxhlet adalah suatu perangkat
laboratorium yang sering digunakan dalam proses ekstraksi lemak. Prinsip kerja
soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu terbarui sehingga
terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan adanya pendingin
balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk/ granule
anti bumping, wadah penyuling, bypass
sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, siphon arm inlet, siphon arm
outlet, expansion adapter, condenser, cooling water in dan cooling water out.
a. Cara
penggunaan:
-
Thimble diisi sampel lalu dimasukkan
kedalam soxhlet.
-
Soxhlet disambungkan dengan labu dan
ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor.
-
Alat pendingin disambungkan dengan
soxhlet.
-
Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak dinyalakan.
b. Cara
kerja:
-
Ketika pelarut dididihkan, uap air akan
naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Kemudian air dingin yang
mengalir melewati bagian luar condenser mengembunkan kembali uap air sehingga
kembali menjadi air lalu menetes ke thimble.
-
Sari larutan yang terkumpul dalam
thimble akan melewati sifon menuju labu apabila volumenya sudah memenuhi
kapasitasnya.
-
Setelah selesai diekstraksi, pelarut dan
lemak akan dipisahkan melalui proses penyulingan.
S.
Neraca
Analitik
Neraca analitik adalah suatu
perangkat laboratorium yang berfungsi untuk mengukur bahan- bahan kimia yang
memiliki ketelitian secara khusus ( ketelitiannya hingga 4 digit dibelakang koma).
Neraca analitik dikelilingi kaca transparan yang berfungsi melindungi neraca
dari debu. Karena debu sangat mempengaruhi hasil perhitungan dari neraca
tersebut. Kapasitas yang dimiliki oleh neraca analitik adalah antara 1- 10
gram.
a. Cara
Penggunaan:
-
Letakkan
neraca hingga gelembung yang terdapat pada neraca berada ditengah- tengah.
Setelah itu, bersihkan neraca dengan menggunakan sikat kering yang bersih.
-
Pastikan angka yang tertera pada neraca
adalah “ 0 “.
-
Buka salah satu kaca. Letakkan bahan
kimia yang akan diuji dengan menggunakan alat bantu. Jangan gunakan tangan
untuk meletakkan bahan kimia. Karena tangan mengandung debu yang akan
mempengaruhi hasil perhitungan dari neraca tersebut.
-
Tekan tombol yang berada di neraca lalu
tunggu hasilnya hingga angka yang tertera pada neraca 4 digit dibelakang koma.
b.
Cara Membersihkan: bersihkan dengan
menggunakan sikat berbulu halus yang bersih.
T.
pH
Meter
pH
meter adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengukur derajat
keasaman dimana derajat keasaman tersebut menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan suatu larutan. Prinsip kerja dari pH meter didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar electrode gelas yang
tidak diketahui.
Cara
Kalibrasi pH meter :
1.
Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
2.
Buka penutup plastic elektroda.
3.
Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan
keringkan dengan menggunakan kertas tisu.
4.
Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5.
Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7 ( untuk pengujian
asam).
6.
Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogen.
7.
Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di display tidak
berubah.
8.
Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada
display berhenti berkedip lalu angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian
bilas dengan air beberapa kali dan
keringkan dengan kertas tisu.
9.
Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4.
10.
Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogen.
11. Biarkan beberapa saat sampai
nilai yang tertera di display tidak berubah.
12. Tekan tombol CAL satu kali
lagi, dan biarkan tulisan CAL pada display berhenti berkedip lalu angkat elektroda dari larutan
buffer pH 4, kemudian bilas dengan air beberapa kali dan keringkan dengan
kertas tisu.
13. Pada layar bagian bawah akan
muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan pH meter tersebut telah dikalibrasi
dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
14. pH meter telah siap
digunakan.
Pada
langkah kerja ke- 5, untuk asam dimasukkan kedalam larutan buffer pH 7.
Sedangkan untuk basa, dimasukkan kedalam larutan buffer pH 4. Untuk langkah
kerja ke-10, untuk larutan asam dimasukkan kedalam larutan buffer pH 4.
Sedangkan untuk basa, dimasukkan kedalam larutan buffer pH 7.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pengamatan percobaan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Terdapat
dua macam labu ukur yang biasa digunakan yaitu labu ukur bening dan labu ukur
buram. Labu ukur buram biasanya digunakan untuk menghomogenkan larutan yang
mengandung unsur atau senyawa mudah teroksidasi seperti Iodin.
2. Fungsi
utama dari labu ukur adalah untuk membuat suatu larutan sekunder atau
menghomogenkan suatu larutan.
3. Corong
pemisah digunakan dalam ekstraksi cair untuk memisahkan komponen- kompone dalam
suatu campuran antara dua fase pelarut yang berbeda.
4. Corong
digunakan untuk membantu praktikan saat memasukkan cairan kedalam suatu wadah
bermulut sempit seperti botol, labu ukur, dan buret. Selain itu, corong gelas
digunakan sebagai wadah kertas saring untuk penyaringan metode gravimetric.
5.
Corong Buchner digunakan dalam
penyaringan vakum maupun filtrasi ( memisahkan endapan dari suatu campuran
larutan yang tidak larut ).
6.
Labu didih digunakan untuk memanaskan
larutan. Labu didih juga dapat digunakan untuk menyimpan larutan.
7.
Labu Kjeldahl sering digunakan pada
proses destruksi protein atau analisa protein dengan menggunakan metode
Kjeldahl.
8.
Kondensor adalah suatu perangkat
laboratorium yang digunakan untuk mengkondensasikan uap menjadi air.
9.
Soxhlet adalah suatu perangkat
laboratorium yang sering digunakan dalam proses ekstraksi lemak.
DAFTAR
PUSTAKA
Eka, Rahma. 2009. Pengenalan Alat-
Alat Laboratorium 2. Available at http://rahma-alchemist.blogspot.com/2009/11/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-2.html.
(
Diakses pada tanggal 20 Februari 2011, pukul 21.00 WIB ).
Chandra, Eskaria. 2010. Soxhlet
Extractor. Available at http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/.
(
Diakses pada tanggal 20 Februari 2011, pukul 23.10 WIB ).
Purba,
Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hawkiens, M. D. 1980. Technician
Safety and Laboratory Practice. Casell Ltd. London
No comments:
Post a Comment