Pages


11.21.2011

laporan analitik pangan pengenalan alat dan baha


V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Analitik pangan adalah suatu studi atau ilmu yang mempelajari beberapa cara mengidentifikasikan kadar dari beberapa komponen- komponen dalam bahan pangan. Pada dasarnya, percobaan analitik pangan sangat memerlukan beberapa peralatan laboratorium dalam prosesnya. Berikut adalah beberapa macam alat- alat laboratorium yang biasa digunakan dalam praktikum analitik pangan:
A.    Labu ukur
Labu ukur adalah sebuah perangkat laboratorium yang memiliki kapasitas antara 5 ml hingga 5 L. Terdapat dua macam labu ukur yang biasa digunakan yaitu labu ukur bening dan labu ukur buram. Labu ukur buram biasanya digunakan untuk menghomogenkan larutan yang mengandung unsur atau senyawa mudah teroksidasi seperti Iodin.
a)      Fungsi : Biasanya labu ukur digunakan untuk membuat suatu larutan sekunder atau menghomogenkan suatu larutan.
b)      Cara perawatan : dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan beberapa zat dalam labu ukur.
c)      Contoh Cara Penggunaan :
1.      Zat terlarut ditimbang teliti kedalam labu ukur.
2.      Ditambahkan air suling ( akuades ).
3.      Larutkan kedua zat tersebut dengan cara menggoyangkan labu ukur.
4.      Tambahkan air atau akuades hingga batas ukur lalu tutup labu ukur dengan sumbat labu.
5.      Kocok lagi sebanyak 30x untuk membut larutan yang homogen.


( Labu Ukur Bening )


( Labu Ukur Buram )
B.     Corong
Corong kimia memiliki berbagai macam ragam bentuk, jenis dan warna sesuai dengan fungsinya. Contoh dari macam- macam corong adalah corong gelas, corong pemisah dan corong Buchner.
1)      Corong Pemisah.
Corong pemisah atau corong pisah adalah perangkat laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair untuk memisahkan komponen- kompone dalam suatu campuran antara dua fase pelarut yang berbeda. Corong pisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola dan mempunyai penyumbat dibagian atas serta keran dibagian bawah. Pada umumnya, corong pemisah terbuat dari kaca borosilikat dan bagian kerannya terbuat dari kaca maupun teflon.
2)      Corong Gelas ( Funnel Conical )
Corong gelas adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk membantu praktikan saat memasukkan cairan kedalam suatu wadah bermulut sempit seperti botol, labu ukur, dan buret. Selain itu, corong gelas digunakan sebagai wadah kertas saring untuk penyaringan metode gravimetric. Sebelum digunakan, corong gelas sebaiknya dibilas dengan menggunakan air agar tidak adanya kotoran- kotoran maupun zat- zat kimia tersisa yang ikut tercampur.
3)      Corong Buchner
Corong Buchner adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan dalam penyaringan vakum maupun filtrasi ( memisahkan endapan dari suatu campuran larutan yang tidak larut ). Prinsip kerja dari corong Buchner adalah menyedot udara di ruang corong agar air dapat menetes dan menurun sedangkan serbuk zat yang tidak larut tetap didalam corongnya. Pada umumnya, corong Buchner terbuat dari porselen, kaca maupun plastic. 
-          Contoh cara penggunaan : bahan penyaring diletakkan diatas corong lalu dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Selanjutnya cairan yang akan disaring ditumpahkan kedalam corong dan dihisap kedalam labu dari dasar corong yang berpori dengan menggunakan pipa vakum.

C.    Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah suatu perangkat laboratorium berupa gelas yang diameter mulutnya lebih kecil dibandingkan bagian badannya ( skala dinding ). Erlenmeyer biasanya berukuran 10 ml hingga 2 L. Pada umumnya, Erlenmeyer digunakan sebagai wadah menyimpan dan memanaskan larutan. Selain itu, Erlenmeyer juga digunakan untuk menampung filtrat hasil penyaringan serta penampung titran pada proses titrasi.
Selain itu, Erlenmeyer juga memiliki ragam yang khusus digunakan dalam proses pemanasan bahan seperti Erlenmeyer Flask. Erlenmeyer Flask digunakan dalam pemanasan bahan ( cairan ) dengan menggunakan Pembakar Bunsen. Erlenmeyer Flask biasanya diletakkan pada sebuah cincin klem yang lalu diantaranya diletakkan kawat atau tatakan untuk mencegah tersentuhnya Erlenmeyer oleh api secara langsung. Perbedaan antara Erlenmeyer dengan Erlenmeyer Flask adalah pada kelengkapan Erlenmeyer Flask yang disertai dengan penutup.

D.    Labu Didih ( Boilling Flask )
Labu didih adalah perangkat laboratorium seperti labu yang memiliki jenis leher single neck, double neck dan triple neck. Pada umumnya labu didih berdasar bundar dan berukuran 250 ml hingga 2000 ml. Karena labu didih terbuat dari kaca yang tahan panas pada suhu 1200 – 3000 C, maka labu didih sering digunakan untuk memanaskan larutan. Selain unutk memanaskan larutan, labu didih juga dapat digunakan untuk menyimpan larutan. Labu didih juga sering disebut sebagai labu lemak karena sering digunakan pada pemanasan bahan berlemak. Agar tidak terjatuh, pada umumnya labu didih diletakkan atau dihubungkan dengan penampung destilat. Pada pemeriksaan kadar air, labu didih sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu.
E.     Pipet
Pipet merupakan salah satu perangkat laboratorium yang memiliki fungsi beragam seperti pipet volum, pipet tetes dan pipet ukur.  Pada pipet volume dan pipet ukur digunakan alat bantu berupa bulb pipet dalam mengambil maupun meneteskan larutan dari wadahnya.
1.      Pipet Ukur
Pipet ukur adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengambil larutan dimana volumenya sudah ditentukan. Perbedaan antara pipet ukur dengan jenis pipet lainnya adalah pada pipet ukur terdapat skala angka yang menunjukkan volume untuk mempermudah dalam pengambilan volume larutan sesuai dengan yang diinginkan. Pada praktikum analitik pangan, pipet ukur yang sering digunakan berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
2.      Pipet Volume
Perbedaan antara pipet volume dengan jenis pipet lainnya terletak pada bentuk fisiknya. Pada pipet volume terdapat bagian yang menggembung dibagian tengah pipet dimana bagian tersebut tertera skala volumenya. Pipet volume adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang sesuai dengan skala ( tertera pada bagian tengah pipet yang menggembung ).
3.      Pipet Tetes
Pipet tetes adalah suatu perangkat laboratorium berbentuk seperti pipa dengan bagian bawahnya yang runcing serta bagian atasnya yang ditutupi oleh karet. Pada umumnya, pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan dalam skala kecil.
F.     Gelas Ukur
Gelas ukur adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti gelas kimia namun dalam diameter yang lebih kecil dan berbadan lebih panjang dengan skala disepanjang dindingnya. Selain itu, cirri khas dari gelas ukur adalah adanya penyangga yang terletak dibagian paling bawah. Pada umumnya, gelas ukur berukuran 10 ml hingga 2 L dan sering digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi dalam jumlah tertentu. Syarat larutan atau pelarut yang akan diukur dengan menggunakan gelas ukur adalah tidak boleh berada alam kondisi panas.
G.    Gelas Kimia ( Beaker Glass )
Gelas kimia adalah suatu perangkat laboratorium yang terbuat dari kaca borosilikat ( tahan panas ) atau PTPE ( untuk bahan kimia yang korosif ) berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Pada umumnya gelas kimia berukuran 50 ml, 100 ml dan 2 L. Gelas kimia biasanya digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Selain itu, gelas kimia juga dapat digunakan sebagai wadah penampung zat kimia, pemanasan cairan serta media dalam pemanasan cairan.
H.    Buret ( Burette )
Buret adalah suatu perangkat laboratorium yang berbadan panjang dengan skala disekitarnya dan memiliki kran pada bagian bawahnya. Pada umumnya, buret digunakan dalam proses titrasi. Cara menggunakannya, zat titran dimasukkan kedalam bureta lalu buret disanggah dengan penjepit buret. Zat titran dikeluarkan sedikit demi sedikit dengan memutar kran dibagian bawahnya.
Berdasarkan jenis zat titrannya, buret tersedia dalam dua jenis. Yaitu buret bening dan buret buram. Buret bening digunakan untuk zat titran yang tidak mudah teroksidasi, sedangkan buret buram digunakan untuk zat titran yang mudah teroksidasi. Pada penggunaan buret buram setelah zat titran dimasukkan, buret sebaiknya langsung ditutup dengan menggunakan alumunium foil. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya oksidasi zat.
I.       Gelas Arloji
Gelas arloji adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk lempenan berupa lingkaran cekung kearah atas. Pada umumnya gelas arloji digunakna sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan bahan. Selain itu, gelas arloji juga digunakan sebagai wadah saat menimbang bahan kimia dan wadah untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
J.      Labu Kjeldahl
Labu Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti labu ukur namun bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna sehingga labu Kjeldahl tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Oleh karena itu, beaker glass sering digunakan sebagai penyanggah labu Kjeldahl.
Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau analisa protein dengan menggunakan metode Kjeldahl. Pada analisa protein ( destruksi ), sampel yang akan diuji dimasukkan kedalam labu Kjeldahl secukupnya. Kemudian tambahkan dengan pelarut ( pada umumnya Kalium Sulfat atau Asam Sulfat) lalu dipanaskan hingga mendidih dan berhenti berasap. Dinginkan, lalu hubungkan dengan alat destilasi.

K.    Kondensor
Kondensor adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengkondensasikan uap menjadi air. Kondensor memiliki beragam bentuk diantaranya adalah kondensor lurus ( Liebig ), Graham, Spiral ( dimrot) dan bulat ( Allihn).
Kondensor lurus ( Liebig) adalah suatu kondensor yang sering digunakan dalam penentuan kadar air. Kondensor lurus memiliki bentuk seperti tabung berbadan panjang dengan dua celah corong ( seperti bagian bawah corong namun berukuran lebih kecil dan lebih pendek) disisi yang berbeda. Adapula kondensor khusus protein ( kondensor spiral ) yang nantinya akan disambungkan dengan labu Kjeldahl. Kondensor protein biasanya digunakan dalam destruksi protein.


L.     Krustang ( Crucibles Tongs )
Krustang adalah suatu perangkat laboratorium yang terbuat dari logam berbentuk seperti alat penjepit berukuran besar. Pada umumnya, krustang digunakan  untuk menjepit botol timbang dan gelas arloji saat menimbang. Selain itu, krustang juga berfungsi sebagai alat bantu dalam memindahkan botol timbang dari oven ke eksikator atau peralatan yang sudah disterilisasi dan masih berada dalam kondisi panas ( dalam percobaan mikrobiologi).  
M.   Spatula
Spatula adalah suatu perangkat berbentuk seperti sendok namun berukuran lebih kecil dan batang pegangannya pun berbentuk batangan kecil dan tipis. Pada umumnya, spatula digunakan untuk memindahkan atau mengambil zat kimia berbentuk padatan. Selain itu, spatula juga berfungsi dalam membantu memindahkan padatan pada proses penimbangan.
N.    Klem dan Statif
Klem dan statif adalah suatu perangkat laboratorium yang terbuat dari logam dimana pada klem kesetiap ujungnya terdapat karet sedangkan pada statif berupa batang penyangga. Karet tersebut merupakan penahan buret ataupun peralatan lain agar tidak mudah terlepas. Pada umumnya, klem dan statif berfungsi sebagai penjepit buret dalam proses titrasi, penjepit soxhlet dalam penentuan kadar lemak, penjepit destilator dalam penentuan kadar air ( secara distilasi ) dan penjepit kondensor dalam proses pemanasan dengan pendingin balik.

O.    Cawan Porselen
Cawan porselen adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti cangkir arak kecil yang terbuat dari porselen. Pada umumnya, cawan porselen digunakan sebagai wadah untuk bahan berupa padatan dalam skala kecil.
P.     Mortar dan Stampler
Mortar dan Stampler ( Pestle ) adalah perangkat laboratorium yang terbuat dari porselen maupun batu granit yang sudah dihaluskan namun dengan prinsip penggunaan seperti alu dan lumpang. Mortar dan Stampler berfungsi untuk menghaluskan zat kimia atau bahan sampel berbentuk padatan dimana mortar merupakan wadah untuk penumbuk sedangkan stampler merupakan alat yang digunakan untuk menumbuk. Selain sebagai penghalus zat kimia padat, mortar dan stampler juga berfungsi sebagai pencampur zat kimia.
Q.    Desikator
Desikator adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk seperti panci dan terbuat dari kaca. Desikator terdiri dari sebuah wadah panci, penutup dan saringan. Berdasarkan jenisnya, desikator terbagi menjadi dua jenis yaitu desikator biasa dan desikator vakum. Desikator vakum memiliki katup pada penutupnya yang dapat dibuka maupun ditutup lalu dihubungkan ke pompa dengan menggunakan selang.
Pada umumnya desikator digunakan untuk pengujian kadar air, tempat penyimpanan bahan atau zat kimia bebas air serta tempat pengering padatan. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut:
1.      Masukkan bahan pengering ( bahan yang mampu menyerap uap air ) kedalam desikator.
2.      Pasang saringan diatas bahan pengering.
3.      Letakkan sampel kedalam desikator ( diatas saringan ).
4.      Olesi Vaseline pada seluruh bibir desikator beserta penutupnya. Pengolesan Vaseline bertujuan agar desikator tidak dapat terbuka pada kondisi dingin.
5.      Apabila sampel masih berada dalam kondisi suhu tinggi, sebaiknya desikator jangan ditutup terlebih dahulu. hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya uap- uap air yang berlebihan.
6.      Apabila sampel ingin diamati, cara mengambilnya adalah dengan menggeser penutup desikator.

R.    Soxhlet
 Soxhlet adalah suatu perangkat laboratorium yang sering digunakan dalam proses ekstraksi lemak. Prinsip kerja soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu terbarui sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk/ granule anti bumping, wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, siphon arm inlet, siphon arm outlet, expansion adapter, condenser, cooling water in dan cooling water out.   
a.       Cara penggunaan:
-          Thimble diisi sampel lalu dimasukkan kedalam soxhlet.
-          Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor.
-          Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet.
-          Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak dinyalakan.
b.      Cara kerja:
-          Ketika pelarut dididihkan, uap air akan naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Kemudian air dingin yang mengalir melewati bagian luar condenser mengembunkan kembali uap air sehingga kembali menjadi air lalu menetes ke thimble.
-          Sari larutan yang terkumpul dalam thimble akan melewati sifon menuju labu apabila volumenya sudah memenuhi kapasitasnya.
-          Setelah selesai diekstraksi, pelarut dan lemak akan dipisahkan melalui proses penyulingan.
S.      Neraca Analitik
            Neraca analitik adalah suatu perangkat laboratorium yang berfungsi untuk mengukur bahan- bahan kimia yang memiliki ketelitian secara khusus ( ketelitiannya hingga 4 digit dibelakang koma). Neraca analitik dikelilingi kaca transparan yang berfungsi melindungi neraca dari debu. Karena debu sangat mempengaruhi hasil perhitungan dari neraca tersebut. Kapasitas yang dimiliki oleh neraca analitik adalah antara 1- 10 gram. 
a.       Cara Penggunaan:
-           Letakkan neraca hingga gelembung yang terdapat pada neraca berada ditengah- tengah. Setelah itu, bersihkan neraca dengan menggunakan sikat kering yang bersih.
-          Pastikan angka yang tertera pada neraca adalah “ 0 “.
-          Buka salah satu kaca. Letakkan bahan kimia yang akan diuji dengan menggunakan alat bantu. Jangan gunakan tangan untuk meletakkan bahan kimia. Karena tangan mengandung debu yang akan mempengaruhi hasil perhitungan dari neraca tersebut.
-          Tekan tombol yang berada di neraca lalu tunggu hasilnya hingga angka yang tertera pada neraca 4 digit dibelakang koma.
b.      Cara Membersihkan: bersihkan dengan menggunakan sikat berbulu halus yang bersih.
T.     pH Meter
pH meter adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman dimana derajat keasaman tersebut menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Prinsip kerja dari pH meter didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar electrode gelas yang tidak diketahui.
Cara Kalibrasi pH meter :
1.      Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
2.      Buka penutup plastic elektroda.
3.      Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan dengan menggunakan kertas tisu.
4.      Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5.      Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7 ( untuk pengujian asam).
6.      Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogen.
7.      Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di display tidak berubah.
8.      Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada display berhenti berkedip lalu angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air  beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
9.      Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4.
10.  Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogen.
11.  Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di display tidak berubah.
12.  Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada display berhenti berkedip lalu angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
13.  Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
14.  pH meter telah siap digunakan.
Pada langkah kerja ke- 5, untuk asam dimasukkan kedalam larutan buffer pH 7. Sedangkan untuk basa, dimasukkan kedalam larutan buffer pH 4. Untuk langkah kerja ke-10, untuk larutan asam dimasukkan kedalam larutan buffer pH 4. Sedangkan untuk basa, dimasukkan kedalam larutan buffer pH 7.
VI. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil dan pengamatan percobaan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:         
1.      Terdapat dua macam labu ukur yang biasa digunakan yaitu labu ukur bening dan labu ukur buram. Labu ukur buram biasanya digunakan untuk menghomogenkan larutan yang mengandung unsur atau senyawa mudah teroksidasi seperti Iodin.
2.      Fungsi utama dari labu ukur adalah untuk membuat suatu larutan sekunder atau menghomogenkan suatu larutan.
3.      Corong pemisah digunakan dalam ekstraksi cair untuk memisahkan komponen- kompone dalam suatu campuran antara dua fase pelarut yang berbeda.
4.      Corong digunakan untuk membantu praktikan saat memasukkan cairan kedalam suatu wadah bermulut sempit seperti botol, labu ukur, dan buret. Selain itu, corong gelas digunakan sebagai wadah kertas saring untuk penyaringan metode gravimetric.
5.       Corong Buchner digunakan dalam penyaringan vakum maupun filtrasi ( memisahkan endapan dari suatu campuran larutan yang tidak larut ).
6.       Labu didih digunakan untuk memanaskan larutan. Labu didih juga dapat digunakan untuk menyimpan larutan.
7.       Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau analisa protein dengan menggunakan metode Kjeldahl.
8.       Kondensor adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan untuk mengkondensasikan uap menjadi air.
9.       Soxhlet adalah suatu perangkat laboratorium yang sering digunakan dalam proses ekstraksi lemak.


DAFTAR PUSTAKA
Eka, Rahma. 2009. Pengenalan Alat- Alat Laboratorium 2. Available at http://rahma-alchemist.blogspot.com/2009/11/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-2.html.
            ( Diakses pada tanggal 20 Februari 2011, pukul 21.00 WIB ).
Chandra, Eskaria. 2010. Soxhlet Extractor. Available at http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/.
            ( Diakses pada tanggal 20 Februari 2011, pukul 23.10 WIB ).
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hawkiens, M. D.  1980. Technician Safety and Laboratory Practice. Casell Ltd. London

No comments: